Karanganyar, Kebumen, YBINews- Sebuah momen bersejarah penuh haru dan kebanggaan terselenggara di Ruang Jatijajar, Hotel Candisari, tempat 42 santri SMPIT Logaritma Karanganyar mengukir akhir indah dari perjalanan pendidikan mereka.
Dalam acara Akhirussanah Angkatan ke-13 Tahun Pelajaran 2024/2025 pada Sabtu, (14/6/2025), para santri, yang terdiri dari 19 santriwan dan 23 santriwati, resmi diwisuda dengan mengusung tema yang menyentak kesadaran yakni “Hidup Sekali Harus Berarti, Mati Sekali Harus Terpuji.”
Sejak pagi, nuansa kebersamaan dan kesyukuran terasa menyelimuti ruangan. Tak sekadar seremoni, acara ini menjadi titik balik bagi para santri untuk menapaki kehidupan baru yang lebih luas.
Kepala SMPIT Logaritma Karanganyar, Kebumen, Miftah Nur Azizah, S.Pd., dalam sambutannya, menyampaikan, “Kelulusan ini bukan hanya tentang nilai dan ijazah, tapi tentang karakter dan akhlak. Inilah warisan sejati dari pendidikan Islami.”
Selaras dengan itu, Pengawas SMP Kabupaten Kebumen Topo Wardoyo, M.Pd., memberikan apresiasi tinggi terhadap sistem pendidikan terpadu di SMPIT Logaritma.
Ia menekankan bahwa sekolah ini telah berhasil mencetak generasi yang tidak hanya cakap secara akademik, namun juga tangguh secara spiritual. “Ilmu umum dan ilmu agama berjalan seiring, menciptakan jiwa-jiwa pejuang yang siap menyongsong zaman,” tuturnya dengan antusias.
Tak ketinggalan, Kepala Kelurahan, Tarman, S.Sos., turut memberikan suntikan semangat melalui pesan moral yang kuat. Dengan menyitir hadis Nabi, “Khairunnas anfa’uhum linnas,” ia menegaskan bahwa generasi ini harus tumbuh menjadi manusia yang bermanfaat.
“Bukan hanya pintar berhitung dan membaca, tapi juga mampu menjadi cahaya di tengah masyarakat,” ujarnya lantang.
Kemudian, suasana menjadi semakin syahdu ketika Ustadz H. Yunus Anies Ridwan Al Badrie naik ke atas panggung untuk menyampaikan tausiyah. Dengan suara yang tenang namun menghujam, beliau mengingatkan bahwa masa muda adalah ladang amal terbaik yang harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh.
Setiap perjuangan dalam menuntut ilmu, menurut beliau, tidak akan bernilai jika tidak disertai dengan niat yang ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah semata.
Lebih jauh, beliau menekankan pentingnya tahfidz sebagai budaya, bukan sekadar program atau rutinitas hafalan. Al-Qur’an, kata beliau, harus menjadi bagian dari identitas seorang santri, bukan hanya terletak di kepala, tetapi juga meresap dalam hati dan tampak dalam perilaku sehari-hari.
“Jadikan Al-Qur’an sebagai cahaya dalam langkah, pembeda dalam sikap, dan penenang dalam setiap kegelisahan,” pesannya yang disambut anggukan penuh haru dari para hadirin.
Di sisi lain, suara haru juga datang dari para orang tua. Witrianto, ayah dari Ananda Jundy Ali, mewakili wali santri dalam menyampaikan sambutan penerimaan kembali anak-anak mereka. Ia menyampaikan rasa syukur dan keyakinan bahwa pendidikan di SMPIT Logaritma telah membekali anak-anak untuk tetap unggul dan berprestasi di era digital yang sarat tantangan.
Selain sambutan, acara juga dimeriahkan oleh penampilan santri yang membuktikan bahwa prestasi mereka bukan hanya di bidang akademik. Dari kesan pesan perjuangan, video kilas balik kehidupan asrama, hingga lantunan nasyid yang menyentuh hati, semuanya menjadi rangkaian yang tak akan terlupakan dalam ingatan semua yang hadir.
Tidak hanya menjadi pelepasan formal, acara ini juga menjadi panggilan untuk mengemban amanah yang lebih besar. Setiap santri menyampaikan janji alumni, sebuah ikrar moral untuk menjaga nama baik almamater dan terus menjadi pribadi yang Islami, unggul, dan peduli. Di tengah arus digitalisasi dan tantangan zaman, mereka siap berdiri kokoh sebagai generasi yang tak goyah akidahnya. (sfd/ny/aq)
© 2025
Departemen Media dan Publikasi
YAYASAN BINA INSANI KEBUMEN
Semoga sukses dunia akhirat selalu 🤲
Leave a Comment