School Info
Tuesday, 30 Sep 2025
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah" 🌙✨ Semoga dengan memperingati Maulid Nabi, kita semakin meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW, memperkuat iman dan ukhuwah, serta senantiasa mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah dan amal. Aamiin. 🌸
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah" 🌙✨ Semoga dengan memperingati Maulid Nabi, kita semakin meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW, memperkuat iman dan ukhuwah, serta senantiasa mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah dan amal. Aamiin. 🌸
7 September 2025

Bambang Purwanto : “Gerhana Bulan, Waktu yang Tepat untuk Introspeksi dan Memacu Diri”

Sun, 7 September 2025 Read 114x Uncategorized
0
0
Share this post

Gombong, Kebumen, YBINews – Fenomena astronomi gerhana bulan yang terjadi pada Senin (8/9/2025) dini hari menjadi momentum istimewa bagi umat manusia di berbagai belahan dunia.

Di Desa Kedungpuji, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, puluhan jamaah memanfaatkan momen langka ini untuk melaksanakan Shalat Gerhana Bulan (Khusuf) di Masjid Nurul Falaah dan mendengarkan khutbah dari Ketua Takmir, Bambang Purwanto, S.Ag.

Dalam khutbahnya, Bambang menegaskan bahwa gerhana bukan sekadar fenomena astronomi, melainkan tanda kebesaran Allah SWT yang patut disikapi dengan rasa syukur dan introspeksi.

Ia mengutip sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah…” sebagai pengingat agar umat Islam menyadari kebesaran-Nya.

Lebih jauh, ia membacakan ayat Al-Qur’an dari surah Al-Mulk ayat 1 dan Yaasiin, mengingatkan jamaah bahwa gerhana harus disikapi dengan syukur, rasa takut kepada Allah, dan momen introspeksi diri.

Di saat yang sama, Bambang juga mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam cara pandang lama.

“Jangan sampai kita hidup di zaman modern tetapi berpikir primitif,” pesannya di hadapan jamaah.

Lebih jauh lagi, ia menjelaskan bahwa dalam kepercayaan masyarakat Jawa dahulu, gerhana diyakini terjadi karena bulan dimakan oleh Batara Kala atau naga untuk menurunkan racun.

“Padahal, Islam telah memberikan penjelasan yang ilmiah sekaligus amaliyah,” tegasnya.

Kemudian, dirinya mengajak jamaah menjadikan fenomena ini sebagai momentum muhasabah.

“Marilah kita renungkan, dalam perjalanan hidup hingga saat ini, antara amal sholeh dan amal salah, lebih banyak yang mana? Saatnya kita memperbanyak istighfar dan memacu diri agar hidup semakin baik dari hari ke hari,” pesannya.

Tak kalah penting, Bambang menegaskan bahwa apapun profesi seseorang tidak seharusnya hanya berorientasi pada ujrah (imbalan duniawi *red), melainkan harus mengutamakan ajrun minallah (pahala dari Allah).

“Tenaga, pikiran, waktu, harta, bahkan nyawa kita akan bernilai ibadah di hadapan Allah, jika seluruh potensi itu kita persembahkan kepada-Nya,” tambahnya yang juga Ketua Departemen Dakwah Yayasan Bina Insani Kebumen.

Sebelumnya, menjelang pelaksanaan, takmir Masjid Nurul Falaah menyampaikan pengumuman teknis agar jamaah hadir tepat waktu dan menjaga ketertiban. Jamaah juga diimbau untuk menjaga kekhusyukan selama ibadah.

Shalat Gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan bacaan dan gerakan yang diulang sesuai sunnah agar pelaksanaan berjalan sesuai tuntunan.

Kegiatan dimulai pukul 01.30 WIB (15 Rabiul Awal 1447 H), meliputi Shalat Gerhana Bulan, Shalat Tahajud, dan ditutup dengan sahur bersama. Puluhan jamaah mengikuti rangkaian ibadah dengan khidmat hingga Subuh. (sfd/ny/aq).

Read More News :  

© 2025

Departemen Media dan Publikasi

YAYASAN BINA INSANI KEBUMEN

 


Share this post
This article have

0 Comment

Leave a Comment