School Info
Wednesday, 17 Dec 2025
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2025" 🇮🇩✨ "Semoga semangat para santri dalam mencintai agama dan tanah air terus menginspirasi kita untuk berjuang dengan ilmu, berbakti dengan akhlak, dan menebar keberkahan di setiap langkah." Aamiin. 🌸
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2025" 🇮🇩✨ "Semoga semangat para santri dalam mencintai agama dan tanah air terus menginspirasi kita untuk berjuang dengan ilmu, berbakti dengan akhlak, dan menebar keberkahan di setiap langkah." Aamiin. 🌸
17 December 2025

BUKAN KAMU TARGET IBLIS TAPI ANAKMU

Wed, 17 December 2025 Read 11x Artikel
Share this post

Oleh : Nouman Ali Khan

Kalau iblis gagal menjatuhkanmu, ia akan menyentuh yang paling kamu cintai. Mari kita masuk tafsir yang dalam, tenang, tapi menghantam kesadaran.

Ayat yang Anda lingkari adalah لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (QS. Shād: 82) – “Sungguh aku akan menyesatkan mereka semuanya.” Namun yang perlu kita cermati bukan hanya apa yang diucapkan iblis, melainkan bagaimana cara ia bekerja.

“I will flood them…” “Aku akan membanjiri mereka…”. Ini bukan terjemahan bebas sembarangan, tapi tafsir maknawi dari karakter kata ghawā. Analogi air bah: Air bah tidak menghantam sekali, Ia naik perlahan, awalnya cuma genangan kecil, lembab, basah sedikit sampai akhirnya rumah roboh, fondasi hancur, dan orang hanyut tanpa sadar.

Iblis tidak datang membawa dosa besar sejak awal. Ia datang dengan arus kecil yang terasa aman dan wajar. Maka benar jika dikatakan: Jika iblis tidak bisa menjatuhkanmu secara langsung, ia akan masuk lewat anak-anakmu.

Kalimat ini sangat Qurani, meski diucapkan dengan bahasa yang sederhana. Anak adalah pintu cinta. Anak adalah alasan pembenaran. Dari sanalah strategi iblis bekerja.

Hari ini kita sering mendengarnya:
“Yang penting anak senang.”
“Biar nggak ketinggalan zaman.”
“Kasihan anaknya.”
“Semua orang juga begitu.”

Kalimat-kalimat ini terdengar lembut, bahkan penuh kasih. Namun dari sanalah aurat mulai dilonggarkan, waktu shalat mulai dikorbankan, konten haram dinormalisasi, adab ditawar, dan nilai dikompromikan.

Bukan anak yang salah. Iblis memanfaatkan cinta orang tua yang tidak dipimpin oleh ilmu dan iman. Mengapa iblis jarang menyerang akidah secara frontal? Karena itu sulit. Jauh lebih efektif baginya adalah merusak prioritas.

Iblis tahu menggoyang iman itu berat, tapi menggeser fokus itu mudah. Ia tidak perlu membuat kita kafir, cukup membuat kita sibuk. Ia tidak perlu membuat kita menolak Allah, cukup membuat kita menunda Allah.

Shalat masih dikerjakan, ngaji masih dilakukan. Namun Allah tidak lagi berada di posisi pertama. Dan itu sudah cukup bagi iblis.

Iblis tidak perlu membuatmu jatuh seketika. Ia hanya perlu membuatmu hanyut perlahan. Sebab ketika seseorang akhirnya sadar, sering kali usia telah habis, anak sudah terbentuk, dan nilai telah telanjur tertanam.

Air bah tidak selalu datang dengan suara gemuruh. Justru yang paling mematikan adalah kehancuran yang merayap tanpa suara, sampai semuanya terlambat.
© 2025

Baca Artikel lainnya,


Share this post
This article have

0 Comment

Leave a Comment