School Info
Tuesday, 30 Sep 2025
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah" 🌙✨ Semoga dengan memperingati Maulid Nabi, kita semakin meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW, memperkuat iman dan ukhuwah, serta senantiasa mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah dan amal. Aamiin. 🌸
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah" 🌙✨ Semoga dengan memperingati Maulid Nabi, kita semakin meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW, memperkuat iman dan ukhuwah, serta senantiasa mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah dan amal. Aamiin. 🌸
9 September 2025

Mendidik Anak Sesuai Fitrah

Tue, 9 September 2025 Read 320x Artikel / Keislaman / Pendidikan
1
0
Share this post

oleh: Muchyani

Mendidik anak bukan sekadar memenuhi kebutuhan lahiriah dan pendidikan formal. Lebih dari itu, orang tua memiliki amanah besar untuk menjaga fitrah (kesucian yang dibawa sejak lahir) agar tetap terarah pada tauhid dan akhlak mulia. Fitrah inilah yang kelak menentukan wajah peradaban di masa depan.

Apa Itu Fitrah Anak?

Ketika seorang bayi lahir, dunia seakan kembali disegarkan. Tangisan pertamanya adalah doa, senyumnya cahaya, dan setiap tahap pertumbuhannya menjadi kisah penuh makna. Anak bukan sekadar pelengkap dalam keluarga, melainkan amanah Allah ﷻ yang kelak akan menentukan masa depan umat.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa anak terlahir dengan jiwa yang suci. Namun, bagaimana fitrah itu tumbuh sangat bergantung pada orang tua, keluarga, dan lingkungan yang membentuknya.

Fitrah dalam Al-Qur’an

Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an: “Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah…” (QS. Ar-Rum [30]: 30)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa fitrah adalah anugerah yang harus dijaga dan diarahkan menuju kebaikan.

Peran Orang Tua dalam Menjaga Fitrah Anak

  1. Menanamkan Tauhid Sejak Dini
    Pengenalan kepada Allah dapat dimulai dari hal sederhana: membiasakan doa sebelum dan sesudah aktivitas, mengajarkan rasa syukur, hingga mengenalkan kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Tauhid yang kokoh menjadi pondasi akhlak dan keimanan anak.

  2. Menjadi Teladan Akhlak Mulia
    Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat dibandingkan apa yang mereka dengar. Kesabaran orang tua, kejujuran dalam perkataan, serta kelembutan dalam sikap akan tercermin dalam perilaku anak. Teladan nyata jauh lebih kuat daripada seribu nasihat.

  3. Mengembangkan Potensi Unik Anak
    Setiap anak memiliki potensi berbeda. Ada yang unggul dalam akademik, ada yang berbakat seni, dan ada pula yang menonjol di bidang olahraga. Menghargai keunikan itu berarti mendidik sesuai fitrah, bukan memaksakan ambisi orang tua.

  4. Menciptakan Lingkungan Islami yang Sehat
    Lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Pertemanan yang baik, tontonan yang mendidik, serta budaya islami di rumah akan menjaga fitrah anak tetap bersinar.

Kisah Nyata: Teladan dalam Menjaga Fitrah

Seorang ayah di sebuah desa sederhana terbiasa mengajak putrinya yang masih kecil ke masjid. Suatu hari, tetangganya heran, “Mengapa anak sekecil itu sudah diajak ke masjid, bukankah belum wajib?” Sang ayah tersenyum dan menjawab, “Aku ingin anakku mengenal rumah Allah sejak dini. Jika kebiasaannya baik dari kecil, insya Allah ketika besar ia akan merasa asing bila jauh dari masjid.”

Benar saja, bertahun-tahun kemudian anak itu tumbuh menjadi remaja yang rajin shalat berjamaah, aktif dalam kegiatan islami, dan menjadi teladan bagi teman-temannya. Kisah sederhana ini menunjukkan betapa besar pengaruh teladan dan lingkungan yang baik dalam menjaga fitrah anak.

Doa dan Restu: Kekuatan Tak Tergantikan

Ikhtiar orang tua dalam mendidik tidak akan lengkap tanpa doa. Doa adalah nafas panjang yang mengiringi setiap langkah anak. Rasulullah ﷺ bersabda: “Tiga doa yang mustajab: doa orang tua, doa orang yang berpuasa, dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi)

Restu orang tua adalah cahaya. Kadang, keberhasilan anak bukan hanya hasil kerja kerasnya, tetapi juga buah doa yang dipanjatkan dengan tulus dan penuh harap.

Penutup: Menjaga Fitrah, Menjaga Masa Depan

Mendidik anak sesuai fitrah bukan berarti tanpa tantangan. Orang tua dituntut untuk sabar, ikhlas, dan konsisten. Anak tidak membutuhkan orang tua yang sempurna, melainkan orang tua yang hadir dengan hati.

Dengan fitrah yang dijaga melalui tauhid, teladan, lingkungan yang baik, serta doa yang terus mengalir, insya Allah anak-anak akan tumbuh menjadi generasi beriman, berakhlak mulia, dan membawa kebaikan bagi umat.

Semoga Allah menjaga fitrah anak-anak kita, menjadikan mereka shalih dan shalihah, serta cahaya yang menuntun keluarga menuju ridha-Nya.


✍️ Penulis: Muchyani, S.Pd.
Kepala MI Terpadu Logaritma Sempor

Baca Artikel lainnya,

© 2025

Departemen Media dan Publikasi

YAYASAN BINA INSANI KEBUMEN


Share this post
This article have

0 Comment

Leave a Comment