School Info
Wednesday, 03 Dec 2025
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2025" 🇮🇩✨ "Semoga semangat para santri dalam mencintai agama dan tanah air terus menginspirasi kita untuk berjuang dengan ilmu, berbakti dengan akhlak, dan menebar keberkahan di setiap langkah." Aamiin. 🌸
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2025" 🇮🇩✨ "Semoga semangat para santri dalam mencintai agama dan tanah air terus menginspirasi kita untuk berjuang dengan ilmu, berbakti dengan akhlak, dan menebar keberkahan di setiap langkah." Aamiin. 🌸
28 November 2025

Nintyas Martoyo, Kepala TK yang Menyalakan Cahaya Literasi dari Pandansari

Fri, 28 November 2025 Read 176x TK Bina Anak Mulia Pandansari
Share this post

Sruweng, YBI-NEWS – Dunia literasi di Kebumen kembali mencatatkan nama seorang pendidik yang kiprahnya tak bisa dipandang sebelah mata.

Adalah Widdhy Yuningtyas Susilowati, S.Pd.AUD, Kepala TK Al Islam Bina Anak Mulia Pandansari Sruweng, yang menjadi figur mencuri perhatian berkat dedikasinya dalam dunia tulis-menulis.

Tak hanya itu, beberapa tahun lalu Widdhy berhasil meraih Juara 1 dalam Event Menulis Bareng secara online yang diikuti sekitar 50 peserta dari berbagai daerah.

Prestasi tersebut semakin menguatkan langkahnya dan menegaskan posisinya di ranah literasi.

Prestasi itu sekaligus mengukuhkan nama pena yang kini semakin dikenal luas di dunia literasi, yaitu Nintyas Martoyo, identitas yang ia pilih sebagai penghormatan untuk ayahnya, Martoyo.

Melalui semangat yang tak pernah surut, Widdhy menjalankan peran ganda sebagai pendidik anak usia dini dan penulis produktif yang kiprahnya terus berkembang.

Kompetisi menulis online yang ia ikuti saat itu menjadi momentum penting yang membawa semangat baru dalam perjalanan literernya. Meskipun digelar tanpa tatap muka, tantangan dari para peserta tetap terasa kuat.

Namun, Widdhy menunjukkan kualitasnya dan berhasil meraih posisi tertinggi dengan karya yang menyentuh dan bernilai.

Dalam penuturannya, Widdhy menyebut bahwa kemenangan tersebut bukan tujuan akhir, melainkan jalan pembuka untuk terus berkarya.

Ia menegaskan pesan moral bagi semua pembaca dan pendidik: “Mambacalah agar kamu bisa melihat dunia, dan menulislah agar dunia melihatmu.”

Pihaknya berharap capaian itu dapat menjadi penguat tekadnya untuk menulis sebagai sarana menyampaikan cahaya Islam, misi yang selama ini menjadi ruh dalam setiap goresan penanya.

Kesibukannya sebagai kepala sekolah dan ibu dari enam anak, dua putra dan empat putri, tidak sedikit pun menghalangi semangatnya dalam berkarya.

Didampingi oleh sang suami, Sudianto, S.Pd, Widdhy mampu menjaga keseimbangan antara keluarga, profesi, dan kegiatan literasi yang terus memerlukan dedikasi tinggi.

Produktivitas Widdhy dalam dunia kepenulisan begitu mengesankan. Sejak 2019, ia telah melahirkan 16 karya, termasuk Sebuah Kisah tentang Ayah, Pendar-pendar Rasa, dan Jalan Kembali, yang semuanya menunjukkan kedalaman rasa dan ketajaman refleksi hidup.

Tidak berhenti di situ, deretan karyanya juga mencakup judul-judul lain seperti Jadikan Rumah Surga Untukku, hingga karya terbaru Mencintai dalam Diam yang terbit pada 2025.

Setiap buku yang ia tulis tidak hanya menceritakan kisah, tetapi juga memancarkan spiritualitas dan pesan kehidupan yang menyentuh hati pembaca.

Karya-karya tersebut berhasil diterbitkan oleh berbagai penerbit nasional, seperti Mandiri Jaya Riau, Pelangi Media, Mecca, hingga Aff Publisher.

Hal ini menunjukkan bahwa kualitas tulisan Widdhy mendapat pengakuan luas, sekaligus memperkokoh posisinya sebagai salah satu penulis produktif di Kebumen.

Pemilihan nama pena Nintyas Martoyo kian mempertegas citra sastra yang dibangunnya. Nama itu tak hanya menjadi identitas kreatif, tetapi juga pengikat emosional dengan sosok ayah yang senantiasa ia hormati dan banggakan.

Melalui nama itu, ia menghadirkan kisah-kisah yang tak hanya menyentuh emosi, tetapi juga menyimpan pesan moral yang mendalam.

Dedikasi literasinya turut memberi dampak nyata bagi lingkungan sekolah yang ia pimpin. Di TK ABAM Pandansari, semangat literasi kini tumbuh lebih kuat, menginspirasi para guru dan orang tua murid untuk semakin dekat dengan dunia membaca dan menulis. Lingkungan sekolah pun menjadi ruang edukatif yang lebih hidup dan kreatif.

Apresiasi terhadap capaian Widdhy datang dari berbagai pihak, termasuk Kepala Departemen Pendidikan Yayasan Bina Insani Kebumen, Muchyani, S.Pd., M.Pd. Ia menyampaikan bahwa Widdhy merupakan teladan bagi para pendidik di bawah naungan yayasan.

“Ustadzah Widdhy telah menunjukkan bahwa pendidik tidak hanya mengajar, tetapi juga dapat berkarya dan berkontribusi bagi dunia literasi. Kami sangat bangga atas prestasinya,” ujarnya.

Dukungan serupa disampaikan oleh Ketua Yayasan Bina Insani Kebumen, Dra. Sri Winarti, MH, yang menilai bahwa kiprah Widdhy membawa citra positif bagi sekolah dan yayasan.

“Prestasi ini menunjukkan dedikasi kuat seorang kepala sekolah yang mampu mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Beliau layak menjadi inspirasi bagi pendidik lainnya,” ungkapnya.

Dari Pandansari Sruweng, Widdhy Yuningtyas Susilowati terus menulis, menyalakan cahaya yang lahir dari ketekunan dan keikhlasan. Setiap karyanya bukan sekadar cerita, tapi jendela kecil yang membuka pemikiran dan hati pembaca.

Namun, perjalanan ini belum usai. Pertanyaannya kini: kisah apa lagi yang akan lahir dari pena Widdhy, dan bagaimana cahayanya akan menyentuh kehidupan orang-orang yang diam-diam menanti inspirasi darinya. (sfd/ny/aq)


Share this post
This article have

0 Comment

Leave a Comment