School Info
Wednesday, 17 Dec 2025
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2025" 🇮🇩✨ "Semoga semangat para santri dalam mencintai agama dan tanah air terus menginspirasi kita untuk berjuang dengan ilmu, berbakti dengan akhlak, dan menebar keberkahan di setiap langkah." Aamiin. 🌸
  • 🕌 Kami segenap Tim Departemen Media & Publikasi Yayasan Bina Insani Kebumen mengucapkan: "Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2025" 🇮🇩✨ "Semoga semangat para santri dalam mencintai agama dan tanah air terus menginspirasi kita untuk berjuang dengan ilmu, berbakti dengan akhlak, dan menebar keberkahan di setiap langkah." Aamiin. 🌸
16 December 2025

PPDB Terpadu : Pengelolaan Alur Murid TK–SD–SMP–SMA Berbasis Keberlanjutan dan Kepemimpinan Kolektif

Tue, 16 December 2025 Read 28x Artikel
Share this post

oleh : Mustika Aji

Yayasan yang mengelola jenjang pendidikan lengkap dari TK hingga SMA sejatinya memiliki keunggulan strategis kesinambungan pendidikan jangka panjang. Namun keunggulan ini sering tidak menghasilkan daya tahan kelembagaan karena alur murid antar jenjang tidak dikelola secara sistemik. Murid masuk, dibina bertahun-tahun, tetapi keluar di titik-titik transisi penting.

Masalah utama bukan pada minat masyarakat semata, melainkan pada cara kita memandang PPDB masih sektoral, terpecah per jenjang, dan sarat ego kelembagaan. Dokumen ini menegaskan satu hal, PPDB adalah kebijakan strategis yayasan, bukan sekedar urusan masing-masing sekolah.

1. Prinsip Dasar: Satu Yayasan, Satu Ekosistem Murid

Dalam satu yayasan, murid bukan milik TK, SD, SMP, atau SMA secara terpisah. Murid adalah aset bersama yayasan. Setiap murid yang tidak melanjutkan ke jenjang atas di internal yayasan adalah kebocoran sistem, bukan sekadar pilihan individual.

Prinsip kerja yayasan adalah murid masuk ke yayasan dan diupayakan tumbuh bersama yayasan hingga jenjang akhir.

2. Target Lanjutan Antar Jenjang (Standar Minimum Yayasan)

Yayasan menetapkan target lanjutan minimal sebagai berikut, TK → SD : minimal 50%, SD → SMP : minimal 50%, SMP → SMA : minimal 50%.

Target ini bersifat wajib, menjadi indikator kinerja yayasan, dan berlaku lintas jenjang. Artinya, jenjang atas ikut bertanggung jawab atas keberlanjutan jenjang di bawahnya. Tidak ada alasan “itu bukan urusan saya”.

3. TK Wajib Mencari Murid, tetapi untuk Ekosistem Yayasan

TK tetap berkewajiban mencari murid dari masyarakat secara aktif. Namun orientasinya bukan hanya mengisi kelas TK, melainkan menjadi gerbang masuk ekosistem pendidikan yayasan. Sejak awal pendaftaran TK, wali murid harus memahami bahwa anak tidak hanya masuk TK, tetapi masuk ke jalur pendidikan terintegrasi dari TK hingga SMA. Promosi TK wajib memuat narasi keberlanjutan lintas jenjang.

4. Transisi SD ke SMP: Menjaga Kepercayaan Akademik dan Karakter

Peralihan SD ke SMP adalah titik rawan karena orang tua mulai mempertimbangkan mutu akademik, lingkungan pergaulan, dan kesiapan psikologis anak. Untuk menjaga target minimal 50%, perlu mengenalkan SMP sejak kelas 5 SD, mengadakan kunjungan dan kegiatan bersama SD–SMP, menegaskan kesinambungan pembinaan karakter, adab, dan nilai Islam terpadu yang dijual adalah kelanjutan proses pendidikan, bukan sekadar ganti seragam.

5. Transisi SMP ke SMA: Menjawab Arah Hidup dan Masa Depan

Pada jenjang SMP ke SMA, fokus orang tua dan siswa bergeser pada masa depan. Karena itu, SMA harus berfungsi sebagai etalase akhir yayasan. SMA wajib menunjukkan: peta dan rekam jejak alumni, jalur lanjut studi dan karier, program pendampingan akademik dan perencanaan masa depan. SMA yang kuat akan menahan murid SMP dan sekaligus menguatkan daya tarik seluruh jenjang di bawahnya.

6. Keringanan Keuangan sebagai Insentif Lanjutan

Untuk mendorong keberlanjutan internal, yayasan memberikan keringanan keuangan khusus bagi murid internal, antara lain pembebasan atau pengurangan uang pangkal, potongan biaya awal tahun, skema pembayaran yang lebih fleksibel. Keringanan ini merupakan penghargaan atas loyalitas wali murid, bukan sekadar diskon.

7. Kemudahan Administrasi bagi Murid Internal

Selain aspek biaya, yayasan memberikan kemudahan administrasi bagi murid yang melanjutkan secara internal, seperti proses pendaftaran yang lebih sederhana, pengurangan pengulangan dokumen, prioritas layanan administrasi. Pesan yang ingin dibangun jelas melanjutkan di internal yayasan itu lebih mudah, lebih aman, dan lebih nyaman.

8. PPDB Satu Pintu dengan Narasi Tunggal

PPDB dikoordinasikan dalam kerangka Tim PPDB Yayasan. Walaupun teknis per jenjang bisa berbeda, narasi ke wali murid harus satu dan konsisten. Perbedaan pesan antar jenjang adalah sumber kebingungan dan menurunkan kepercayaan publik.

9. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dilarang Egois dan Sektoral

Dalam satu yayasan, kepala sekolah tidak boleh berpikir egois dan hanya mementingkan sekolahnya sendiri. Pola pikir “yang penting sekolah saya penuh” adalah bentuk kegagalan kepemimpinan. Kepala sekolah adalah pemimpin ekosistem, bukan raja kecil di jenjangnya.

Tidak dibenarkan kepala sekolah merasa aman ketika jenjang lain kekurangan murid, menutup mata terhadap kebocoran antar jenjang, mempromosikan sekolahnya sendiri tanpa menguatkan alur internal yayasan.

Evaluasi kinerja kepala sekolah tidak hanya diukur dari keterisian kelasnya, tetapi juga dari kontribusinya menjaga keberlanjutan murid lintas jenjang.

10. Penegasan Akhir

Keberhasilan PPDB bukan diukur dari satu sekolah yang penuh, tetapi dari stabilitas dan keberlanjutan yayasan secara keseluruhan. Kesimpulan akhirnya tegas Satu yayasan, satu sistem PPDB, satu alur murid, dan satu tanggung jawab .

——————————————————————————————————————————————————————————–

✍️ Penulis: Mustika Aji, S.Pd.
(Aktivis dan Tokoh Masyarakat Kebumen)

Baca Artikel lainnya,


Share this post
This article have

0 Comment

Leave a Comment