Karanganyar, binainsani.or.id – Departemen Anak Yayasan Bina Insani Kebumen sukses menggelar acara Sarasehan Parenting bertajuk “Pola Asuh Keluarga Muslim”. Acara ini menghadirkan Bunda Sari Widianingsih, C.T., C.Ht., seorang trainer, konselor, praktisi pendidikan, dan pemetaan potensi anak.
Melalui pendekatan Islami yang penuh makna, kegiatan ini menginspirasi orang tua untuk lebih memahami fitrah anak dan menguatkan pola asuh Islami.
Bertempat di Aula SDIT Logaritma Karanganyar pada Senin pagi (27/1/2025), acara ini berhasil memikat ratusan umahat dari berbagai lembaga dan departemen di bawah naungan Yayasan Bina Insani Kebumen, menciptakan suasana penuh antusiasme dan inspirasi.
Kegiatan diawali dengan sambutan hangat dari Dra. Sri Winarti, M.H., Ketua Yayasan Bina Insani Kebumen. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa sarasehan ini bertujuan untuk memperkokoh pola asuh Islami dalam keluarga sebagai fondasi utama dalam mendidik generasi masa depan.
“Kami berharap acara ini mampu memberikan inspirasi dan solusi praktis bagi para orang tua dan pendidik dalam mendidik anak sesuai dengan nilai-nilai Islam,” tuturnya.
Dalam paparannya yang memukau, Bunda Sari menyoroti betapa krusialnya mendidik anak sesuai fitrah. “Kepengasuhan itu sering dianggap sepele. Ketika tidak tuntas dalam kepengasuhan, anak akan menagihnya dalam bentuk yang menyebalkan,” tegasnya.
Menurutnya, tugas utama orang tua adalah menjaga dan mengarahkan fitrah anak, yang meliputi potensi, bakat, dan kondisi bawaan sejak lahir.
Sesi utama menjadi semakin menarik saat Bunda Sari membahas faktor-faktor yang dapat mencederai fitrah anak. Beliau menyoroti pentingnya pola asuh ideal, pemahaman mendalam orang tua tentang potensi dirinya, dan komunikasi yang sehat antara pasangan.
“Luka batin pada anak sering kali berasal dari ketidakseimbangan pola asuh, yang akhirnya memengaruhi perkembangan psikologisnya,” tambahnya.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta, Lia, guru TK Al-Islam Bina Insani Candi, bertanya tentang menghadapi siswa kritis. Bunda Sari menjawab bijak, “Jika tidak tahu jawabannya, jujurlah dan katakan, ‘Biar Ibu cari tahu dulu ya, Nak. Kasih waktu Ibu satu hari’.” ujarnya sambil memberikan contoh konkret yang mudah diterapkan.
“Sikap terbuka dan jujur seperti ini tidak hanya menunjukkan integritas kita sebagai seorang pendidik, tetapi juga menanamkan nilai kejujuran pada anak-anak.” jelasnya.
Roisyah, guru SMPIT Logaritma, menyampaikan kegelisahannya tentang cara menyembuhkan luka batin akibat pola asuh yang tidak ideal. Bunda Sari memberikan solusi yang menyentuh hati, mengingatkan pentingnya memaafkan dan bersyukur.
“Doakan orang tua kita, kirimkan Al-Fatihah untuk mereka, dan syukuri segala kebaikan yang pernah mereka berikan. Ini adalah langkah awal menuju penyembuhan,” jelasnya dengan penuh empati.
Suasana semakin interaktif saat Mubtadiah Kurniasih, guru SMPIT Logaritma dan Madin, mengajukan pertanyaan tentang hutang pola pengasuhan dalam keluarga. Bunda Sari menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh ketidakkonsistenan orang tua dan menekankan pentingnya introspeksi diri serta komunikasi yang baik dengan pasangan untuk memperbaikinya.
“Mulailah dari rasa syukur, kenali kekurangan pola asuh di masa lalu, dan bangun pola asuh yang lebih baik ke depan,” ujarnya.
Bunda Sari menutup paparan dengan menyatakan bahwa mendidik anak bukan sekadar tugas, tetapi pekerjaan mulia yang menentukan masa depan. Pihaknya mengingatkan bahwa setiap tindakan dalam pengasuhan membawa dampak besar, bahkan berkaitan dengan surga atau neraka.
Sementara itu, Ketua Yayasan Bina Insani Kebumen, Dra. Sri Winarti, M.H., dalam wawancaranya di sela kegiatan, menegaskan pentingnya tindak lanjut terkait penerapan pola asuh di keluarga.
Pihaknya menyatakan bahwa Yayasan akan memastikan setiap poin penting yang harus ditindaklanjuti dapat terwujud.
“InsyaaAllah, yayasan siap memfasilitasi langkah-langkah selanjutnya agar pola asuh ini dapat diterapkan dengan baik di keluarga muslim,” ujarnya dengan penuh komitmen.
Pihaknya juga menambahkan harapan agar pola asuh yang diterapkan dapat membawa dampak positif bagi keluarga.
“Semoga pola asuh yang baik dapat membuat anak-anak semakin dekat dengan orang tua, semakin cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta menjadikan kehidupan Islami lebih menyenangkan,” ungkapnya dengan penuh semangat. (sfd/ny/aq)
© 2025
Departemen Media dan Publikasi
YAYASAN BINA INSANI KEBUMEN
Leave a Comment